Q. Akhirnya terwujut juga keinginan para mentri dan pejabat tinggi buat naek mobil yg harganya milyaran(sekitar 1.4m setelah pajak) karna camry mereka udah diganti ama toyota crown dan pengadaannya juga ga tanggung2 sejumlah 150 unit, bukan maen!
Sedangkan sri mulyani dan budiono bilang kalo situasi ekonomi bulan nopember 2008 waktu mereka mutusin utk ângebantuâ bang senturi mirip sekali dgn situasi ekonomi taon 97/98 - sangat3 genting tapi sekarang dgn cuma 1 taon berselang, pemerentah malah beli 150 unit mobil mewah yg udah ngabisin sekitar 200m!!!
Kita dulu butuh waktu bertaon2 utk sedikit2 keluar dari krismon (walau blom sepenuhnya bebas krismon sampe uang negara yg udah abis buat blbi kembali semua) dan dulu suharto (alm) sampe perlu âbertekuk lututâ di hadapan Michel camdesus, direktur imf (karna dulu si Michel ini berdiri di depan suharto dgn melipat kedua tangan di dadanya waktu suharto menandatangani semacam surat perjanjian utang ama imf).
sekarang seperti tadi udah saya bilang cuma 1 taon berselang dan tanpa bantuan imf, pemerentah malah beli 150 unit mobil mewah. Dulu aja korsel, yg kondisi ekonominya jauh lebih baek dari indon, minta bantuan imf. Betapa hebatnya pondasi ekonomi kita kah kalo gitu? Jadi apanya yg mirip kah? Kalo cuma dlm jangka 1 taon dari kondisi sangat2 genting (persi sri mulyani dan budiono) sampe bisa punya uang utk beli 150 mobil mewah kah?
Lagian juga apaan kah kinerja para mentri dan pejabat2 tinggi itu kah? toh sektor riil ga berjalan, nilai ekspor kita terlalu kecil utk kena pengaruh krisis global taon 2008 kemaren sampe perlu dikasih mobil mewah yg pull impor dari jepang segala kah? toh tanpa mereka, ekonomi rakyat bisa terus jalan
o...kamu lagi nyoba nyelamin cara pikir pemerentah toh? boleh...bolehlah...
brur, masa kamu ga ngarti tulisan saya kah? ga sekolah kah kamu? saya ama kamu saya yakin kaya saya, tau ga lo!!! kamu itu kalah kaya, kalah umur, kalah pengalaman dlm hidup, kalah kepintaran dlm bhs.inggris dgn saya, tau ga lo!!! kamu itu kalah semua dlm segala hal dari saya!!!
kalo kamu ga mau jawab ya udah, sapa juga yg butuh jawaban kamu!!!
dan kamu juga tolol karna saya ga menghujat dan cari kambing hitam, ngarti lo tong!!!!
hah??? saya dibilang iri kah? malah saya malu dan ga bakal mau seperti mereka!!! dan saya itu golput jadi mereka bukan pilihan saya.
kayanya semua ga ngerti pertanyaan saya bahkan ada yg terus terang bilang kalo ga ngerti(emang ga disekolahin kali tu bocah ama enyak/babenya)
saya cuma ngubungin kalo rencana pembelian mobil2 itu yg cuma berjarak 1 taon dgn "situasi krisis" yg secara dramatis udah digambarken ama mbok sri dan pakde budi.
mereka bilang kalo situasi nopember'08 itu percis sama ama situasi pd taon 97/98. kalo segitu gentingnya keadaan, kenapa pemerentah masing mau ngabisin duit hanya utk mobil kah? ga mungkin! jadi alasan situasi genting itu cuma alasan pepesan kosong aja!
kalo soal mobil2 itu sendiri, saya males komen dah, emang ini rejim yg ga sensitip ama rakyat, mau bilang apa lagi kah! malesia aja pake yg lebih murah dari kita
emang tolol mereka yg udah milih ini rejim!!!
saya udah taker ini semua, mangkanya saya golput pemilu kemaren! dan terbukti pan?!
brarti udah ada 2 org di yahoo answers yg ga disekolahin ama nyak/babenya tuh...gitu aja ga ngarti...iq jongkok...hahahaha...you poor lil things...i pity you, i really do...
kalo emang bener pemerentahan ini didukung ama rakyat, kenapa banyak yg demo setiap mereka berkunjung ke daerah kah?
kenapa banyak yg demo waktu tgl 9 desember kemaren kah?
kenapa di tipi rakyat bilang kecewa kalo mentri2 itu punya mobil2 baru kah? katanya didukung ama rakyat? piye tah nduk?
dan parahnya semua pada ngejawab cuma sebates perkara mobil aja dan ga ada yg bisa ngejawab yg ada hubungannya dgn keputusan pemerentah beli mobil ama keadaan genting di bulan nopember'08 kah?
atawa emang cuma segitu aja kah kemampuan kalian kah?
wunderbar...!
A. Perbuatan gak bener.
Apanya yang perlu dilanjtkan.
Sudah kliatan belang dan maksudnya.
tgs..
Cara apa yang kita lakukan agar negara indonesia terbebas dari utang luar negri?
Q. Sekarang ini Bangsa Indonesia lagi terjerat utang yang begitu besar, bagaimana caranya agar semua itu bisa dilunasi tanpa memberatkan masyarakat.
A. Ikutan berbagi ah, bro...
Pernyataan presiden tentang kemandirian ekonomi hanya retorika dan omong kosong. Indikasinya sudah terlihat dari pernyataan para menteri perekonomian (Boediono, Sri Mulyani, Paskah Suzzeta) yang menyatakan akan kembali melakukan pembicaraan utang luar negeri dengan negara kreditor secara bilateral (G to G) bukan lagi melalui CGI.
Kemudian Sri Mulyani menambahkan bahwa beberapa negara atau lembaga keuangan internasional, seperti ADB, Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Islam (IDB), masih memiliki keinginan besar untuk memberi pinjaman pada Indonesia. Termasuk China juga memberikan tawaran pinjaman.
Selain itu, menurut Sri Mulyani, Indonesia bisa mengandalkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai defisit anggaran.
Gw berpendapat bahwa sikap para menteri perekonomian tersebut justru akan menjerumuskan Indonesia ke dalam jebakan utang yang lebih berat. Selain menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi nasional, utang luar negeri juga telah mengakibatkan kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, serta melebarnya kesenjangan ekonomi. Indonesia-pun menjadi menjadi tergantung pada pasar luar negeri, modal asing, dan pembuatan utang luar negeri secara berkesinambungan.
Jadi, entah kapan kita bisa bebas dari urang luar negeri, bro...
Apa aja sih yang pemerintah lakukan dalam menangani dampak krisis ekonomi Amerika Serikat?
Q. Kan ekonomi AS lagi dalam keadaan krisis ni..
Pastinya banyak negara akan terkena dampaknya
trus apa aja sih tindakan yang diambil pemerintah dalam mencegah dampak krisis ekonomi AS di Indonesia?
Dibutuhkan jawaban segera..
5 bintang telah menunggu untuk jawaban terbaik..
Terimakasih atas perhatiannya
A. Ada beberapa kenyataan sangat penting yang perlu digarisbawahi dalam usaha memahami krisis dan klimaks krisis yang mengancam keharmonisan perekonomian dunia dan Indonesia.Yang pertama adalah Bursa Wall Street Amerika Serikat telah dalam kondisi yang sangat labil dan sangat goncang. Pada sisi lainnya, perekonomian Amerika Serikat dilanda resesi dan diatasi dengan cara-cara rekayasa yang tidak didukung oleh pertumbuhan ekonomi riel.
Bursa yang selalu direkayasa menunjukkan ''boom'' yang hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan skala besar, sedangkan perusahaan-perusahaan kecil tetap diancam ketidakpastian dan selalu dilanda kerusuhan. Pada sisi lainnya, perekonomian Amerika Serikat adalah proses yang sangat aneh di mana dari tahun ke tahun perdagangan Amerika Serikat dilanda defisit yang berlanjut dan meningkat dari sejak administrasi Ronald Reagan. Defisit tahun 2003 berjumlah USD 530,7 miliar; tahun 2004 USD 665,9 miliar, tahun 2005 berjumlah USD 725 miliar dan terus membengkak pada tahun 2006 dan tahun 2007 ini.
Kenyataan ini telah mendapat kritik keras dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, dari dana Moneter Internasional, Universitas California, G-7 dan ba dan badan lainnya dan oleh karena itu menyebut Amerika Serikat saat ini sebagai adidaya ekonomi adalah kekeliruan sangat besar. Penampilan Amerika Serikat saat ini yang lebih tepat adalah adidaya rekayasa ekonomi, adidaya pemicu klimaks krisis ekonomi global dan adidaya pemicu peperangan. Yang kedua adalah pusat pembuat kebijakan ekonomi Indonesia rezim Soeharto adalah pemuja, alat dan imitator dari penampilan aneh perekonomian Amerika Serikat. Rekayasa Bursa Wall Street dalam berbagai bentuk diselenggarakan di Indonesia yang adalah salah satu akar keruntuhan rezim Soeharto.
Masa menjelang keruntuhan dan pasca keruntuhan Soeharto sampai hari ini Indonesia dipaksa dan didikte oleh pusat pembuat kebijakan ekonomi Amerika Serikat untuk menyelenggarakan liberalisasi. Liberalisasi itu sendiri meningkat sangat tajam dan dalam skala luas dalam masa administrasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Subsidi yang menjadi hak dan masih sangat diperlukan oleh seluruh Warga Negara Indonesia disebut oleh Aburizal Bakrie sebagai kanker. Berlangsunglah teror besar-besaran kepada bagian terbanyak Warga Negara Indonesia, dengan penghapusan berbagai subsidi. Liberalisasi juga telah menyerbu lembaga pendidikan, kesehatan dan hutan tropis basah hujan di mana hutan dihancurkan dan diganti menjadi perkebunan skala besar dan apa yang disebut hutan tanaman industri. Yang ketiga adalah peran Amerika Serikat sebagai adidaya pemicu klimaks krisis ekonomi tetap diterjemahkan dan disikapi oleh para pemuja Amerika Serikat yang juga menjadi pusat pembuat kebijakan ekonomi dan moneter Indonesia.
Sebagaimana dahulu Mar'ie Muhammad menjamin bahwa Indonesia pasti tidak dilanda krisis keuangan seperti halnya Meksiko oleh karena kondisi perekonomian Indonesia sangat berbeda dengan Meksiko, defisit transaksi berjalan Indonesia masih tergolong aman. Jadi kondisinya hampir sama dengan apa yang selalu ditonjolkan oleh pusat pembuat kebijakan ekonomi dan moneter Indonesia saat ini. Ketika perekonomian Indonesia binaan Soeharto runtuh maka yang dilakukan oleh Mar'ie Muhammad adalah mencucitangan, berbalik seratus delapan puluh derajat dan bergabung dengan para demonstran yang bergerak menuntut mundurnya Soeharto.
Subprime Mortgage
''Subprime mortgage securities'' atau surat utang perumahan yang berisiko tinggi oleh pihak Amerika Serikat telah mengakibatkan proses klimaks krisis di Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang. Surat utang ini adalah bentuk dari rekayasa penggerak perekonomian yang dilakukan oleh pihak Amerika Serikat. Klimaks telah menimbulkan guncangan keuangan. Liberalisasi yang berlangsung di Indonesia di mana pertumbuhan ekonomi banyak diperankan oleh pasar keuangan (uang panas), maka guncangan keuangan akibat krisis surat utang perumahan berakibat timbulnya keraguan di pasar uang dan nilai Rupiah melemah dan ketidakpastian mulai terbangun.
Seharusnya oleh karena bank-bank komersial Indonesia tidak turut mempergunakan ''subprime mortgage securities,'' maka nilai Rupiah tidak harus melemah. Inilah bukti dari globalisasi dalam makna yang benar. Sistem liberal dari satu negara bila terikat atau merujuk ke pusat perekonomian yang penuh rekayasa dan tidak merupakan pembangunan perekonomian yang nyata dalam proses produksi barang, maka negara type ini tetap dilanda ketidakpastian dan kerawanan. Terutama bila bagian terbanyak warganya masih belum memiliki tabungan yang kuat yang akan menopang hidupnya bila krisis mengklimaks, maka marabahaya sudah menjadi hal yang pasti. Fenomena inilah yang terjadi di Indonesia.
Selamatnya Tiongkok
Klimaks krisis tahun 1997 yang memporakporandakan Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Korea Selatan dan terutama Indonesia ternyata tidak melanda Tiongkok, India dan Taiwan. Pada sisi lainnya ternyata kepulihan segera terwujud di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Korea Selatan. Tiongkok dan India ternyata menghindari sistem liberal. Bila Tiongkok menyelenggarakan sistem sosialisme di bi dang politik dan menyelenggarakan sistem pasar terbuka di bi dang ekonomi yang terkontrol, India menyelenggarakan sistem demokrasi model Eropa Barat di bi dang politik akan tetapi dengan sistem sosialis penuh di bi dang ekonomi. Taiwan kendati dalam kelompok liberal, akan tetapi sistem yang diselenggarakannya tidak pernah terpengaruh kepada rekayasa perekonomian model Amerika Serikat tetapi menghasilkan barang dalam skala besar dan dalam mutu yang tinggi. Kepulihan berlangsung cepat di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Korea Selatan adalah berkat langkah koreksi menghindari rekayasa perekonomian pasar keuangan model Amerika Serikat dan tetap menggerakkan pembuatan barang-barang dalam skala besar. Singapura melakukan peran spesifik yang bergerak memperkuat peran perantara.
Indonesia Mundur
Bila Tiongkok dan India tetap melakukan langkah yang benar, tepat dan produktif dan menapak jalan mengambil alih peran Amerika Serikat dan Eropa Barat, Taiwan memperkokoh langkahnya dan bila Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Korea Selatan berbuat melakukan perubahan-perubahan yang signifikan bahwa Indonesia ternyata mempertahankan dan memperkokoh blunder (kekeliruan) besarnya. Pembuat kebijakan ekonomi sejak B.J. Habibie dan terutama masa SBY berlaku meniru-niru kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Pendiktean pusat kebijakan ini malahan berlangsung sangat jauh dan liberalisasi yang berlangsung di Indonesia telah melewati apa yang berlaku di Amerika Serikat. Indonesia gagal menggalakkan penghasilan bahan-bahan makanan dan menjadi pengimpor beras, gula, kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah dan bahan kebutuhan pokok lainnya. Infrastruktur Indonesia semakin hancur, langkanya bahan bakar; krisis listrik, krisis air minum, krisis air sungai dan danau yang sangat luas, penghancuran sistematik hutan tropis dengan perluasan perkebunan kelapa sawit skala besar dan hutan tanaman industri, runtuhnya industri-industri dalam skala luas dan semakin melebarnya jurang sikaya dan si miskin.
Krisis Besar
Blunder besar yang berlangsung pada masa rezim Soeharto yang tidak dikoreksi, di mana pembangunan perekonomian Indonesia yang meniru-niru cara-cara kelompok pembuat kebijakan ekonomi Amerika Serikat jelas merugikan fondasi ekonomi. Hal itu berkaitan dengan kondisi perekonomian umum Indonesia yang telah runtuh dan cenderung mati, maka klimaks krisis yang menjadi kepastian dari model rekayasa Amerika Serikat akan mengakibatkan krisis besar perekonomian bangsa Indonesia. Tanda-tanda malapetaka dimaksud telah terlihat sangat kuat. Krisis besar ini akan lebih dahsyat oleh karena akibat krisis besar 1997 yang masih tetap berlanjut malahan segenap kebijakan penyelenggara negara bergerak memperluas dan memperkokoh krisis. Benarkah pan dangan Presiden SBY bahwa Indonesia tidak akan dilanda krisis ekonomi sebagaimana tahun 1997? Perlu ditegaskan bahwa pandangan ini lahir dari keawaman dan keterbatasan pengetahuannya tentang ilmu ekonomi.
Bagaimana saya harus menalar pernyataan Men-Keu ?
Q. tertera di running text disebuah staiun tv , Men-Keu :"Negara banyak hutang tidak membahayakan bangsa ".
A. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri surat kontrak perjanjian pinjaman utang luar negeri yang dilakukan pemerintah Indonesia. KPK mengindikasi pembuatan kontrak pinjaman itu tidak memiliki payung hukum yang jelas.
"Untuk membuat loan agreement harus ada RPJM-nya (Rencana Pembangunan Jangka Menengah). Sekarang itu tidak ada, tiba-tiba ada hutang. Padahal dalam undang-undang Keuangan Negara, pinjaman yang tidak ada payung hukumnya tidak bisa masuk dalam struktur APBN," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, Haryono Umar di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (19/2/2009).
Haryono menjelaskan, dari total pinjaman hanya sekira 44 persen hutang luar negeri yang dipergunakan. "Kenapa dia mengutang tetapi tidak digunakan?" tandasnya.
Mengutip audit BPK Juni 2008 soal pengelolaan utang luar negeri, Haryono memaparkan temuan mengenai sistem adaminstrasi pengelolaan pinjaman utang yang buruk. "Ada dokumen-dokumen kontrak loan agreement yang tidak ada," ucapnya.
Akibat sistem kelola administrasi utang yang buruk, negera dibebankan biaya tambahan sekira Rp2.02 triliun. "Meski belum menerima pinjaman, kita (pemerintah) harus membayarkan comitment fee dan biaya-biaya tambahan lain," jelasnya.
BPK sendiri telah mengaudit 66 loan agreement senilai Rp45,29 triliun dari 2.214 loan agreement, yang berstatus fully disbursed dengan nilai Rp917.06 triliun.
Untuk itu, KPK berencana meminta klarifikasi kepada pihak yang terkait yakni Departemen Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Bank Indonesia. "Kenapa hutang tersebut bisa muncul dan sebagian tidak digunakan. Kita mencari informasi karena ini menyangkut keuangan negara,"
jumlah kabinet mentri sby?
Q. jumlah total kabinet mentri sby ada 37 yg saya rasa terlalu banyak karena jumlah kabinet mentri obama saja (yg katanya presiden amerika yg juga satu2nya negara adi daya) cuma 22 (15 mentri dan 7 setingkat mentri)
sby terlalu banyak menunjuk mentri yg semua akan digaji dari utang luar negri termasuk dia sendiri jadi sangat tidak efisien dan sangat menghambur2kan uang negara. ini semua dia lakukan hanya demi utk menyenangkan partai2 yg udah mendukung dia tapi tdk memperdulikan konsekuensinya(penghamburan uang negara).
saya rasa mentri2 seperti mentri sosial, ukm, pemberdayaan perempuan, daerah tertinggal, dsb dibubarin aja karena ga ada hasilnya!
orang kulon punya istilah utk hal seperti ini, yaitu: white elephant, yang artinya mahal tapi tidak berguna sama sekali.
A. Sesuai dengan UU adalah maksimal 34 orang jajaran menteri & Sby sudah jelas menggunakan batasan tersebut. Kalau dicermati pemerintahan 2004-2009 "sangat agresif" menerbitkan SUN (surat utang negara) dengan bunga "komersil" 10-12%/tahun & total utang bertambah +/- 500 Trilyun/5 tahun. Pasti pemerintahan 2009-2014 akan juga agresif dalam menerbitkan "SUN", sangat disayangkan tidak banyak yang peduli dengan "besarnya" utang & semakin berat beban generasi-generasi penerus serta dapat menjadi bom waktu !
Powered by Yahoo! Answers