Q. Sekarang ini Bangsa Indonesia lagi terjerat utang yang begitu besar, bagaimana caranya agar semua itu bisa dilunasi tanpa memberatkan masyarakat.
A. Ikutan berbagi ah, bro...
Pernyataan presiden tentang kemandirian ekonomi hanya retorika dan omong kosong. Indikasinya sudah terlihat dari pernyataan para menteri perekonomian (Boediono, Sri Mulyani, Paskah Suzzeta) yang menyatakan akan kembali melakukan pembicaraan utang luar negeri dengan negara kreditor secara bilateral (G to G) bukan lagi melalui CGI.
Kemudian Sri Mulyani menambahkan bahwa beberapa negara atau lembaga keuangan internasional, seperti ADB, Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Islam (IDB), masih memiliki keinginan besar untuk memberi pinjaman pada Indonesia. Termasuk China juga memberikan tawaran pinjaman.
Selain itu, menurut Sri Mulyani, Indonesia bisa mengandalkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai defisit anggaran.
Gw berpendapat bahwa sikap para menteri perekonomian tersebut justru akan menjerumuskan Indonesia ke dalam jebakan utang yang lebih berat. Selain menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi nasional, utang luar negeri juga telah mengakibatkan kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, serta melebarnya kesenjangan ekonomi. Indonesia-pun menjadi menjadi tergantung pada pasar luar negeri, modal asing, dan pembuatan utang luar negeri secara berkesinambungan.
Jadi, entah kapan kita bisa bebas dari urang luar negeri, bro...
Gw mau denger opini semua orang disini,,amrik kan negara kaya, bahkan kekayaannya ?
Q. .
bahkan kekayaannya melebihi negara" lainnya,,,,dan dari semua segi ekonomi baik pangan, minyak dll. AS adalah no 1 didunia ??
ga percaya mungkin anda percaya kalo Arab memegang rekor penghasil minyak no.1 di dunia sekarang ini..........tapi silakan baca berita ini :
http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=www.rawstory.com/rs/2013/10/05/u-s-surpasses-russia-as-worlds-top-oil-and-natural-gas-producer-with-output-at-25-million-barrels-per-day/
aneh bin tulul bukan,,,AS negara kaya raya tapi terjebak oleh hutang" ?
menurut anda bagaimana ?
justru krisis moneternya merembet ke negara kita dul !!
dulu gara" pemerintah AS menutupi kasus J.P. Morgan
sekarang Pemerintah AS (Federal Reserve) berhutang banyak pada Banker"
Pertanyaan macet coba di tambah masa berlakunya jadi 7 hari
A. sebagian negara bagian sdh meminta surat bangkrut. wkwkwk
kalau utangnya sdh gak bs terbayar mau disebut apa? bangkrut? kolapse? masih ada yg bisa
dijual? mau utang lagi? ada jaminan apa?
wkwkwk lu kok lucu.....
utang sama negara arab saja,segera ganti ke ekonomi syariah..... obama banyak doa ke Allah.
saya yakin amerika dgn Islam akan menjadi negara yg baik.
Apa aja sih yang pemerintah lakukan dalam menangani dampak krisis ekonomi Amerika Serikat?
Q. Kan ekonomi AS lagi dalam keadaan krisis ni..
Pastinya banyak negara akan terkena dampaknya
trus apa aja sih tindakan yang diambil pemerintah dalam mencegah dampak krisis ekonomi AS di Indonesia?
Dibutuhkan jawaban segera..
5 bintang telah menunggu untuk jawaban terbaik..
Terimakasih atas perhatiannya
A. Ada beberapa kenyataan sangat penting yang perlu digarisbawahi dalam usaha memahami krisis dan klimaks krisis yang mengancam keharmonisan perekonomian dunia dan Indonesia.Yang pertama adalah Bursa Wall Street Amerika Serikat telah dalam kondisi yang sangat labil dan sangat goncang. Pada sisi lainnya, perekonomian Amerika Serikat dilanda resesi dan diatasi dengan cara-cara rekayasa yang tidak didukung oleh pertumbuhan ekonomi riel.
Bursa yang selalu direkayasa menunjukkan ''boom'' yang hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan skala besar, sedangkan perusahaan-perusahaan kecil tetap diancam ketidakpastian dan selalu dilanda kerusuhan. Pada sisi lainnya, perekonomian Amerika Serikat adalah proses yang sangat aneh di mana dari tahun ke tahun perdagangan Amerika Serikat dilanda defisit yang berlanjut dan meningkat dari sejak administrasi Ronald Reagan. Defisit tahun 2003 berjumlah USD 530,7 miliar; tahun 2004 USD 665,9 miliar, tahun 2005 berjumlah USD 725 miliar dan terus membengkak pada tahun 2006 dan tahun 2007 ini.
Kenyataan ini telah mendapat kritik keras dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, dari dana Moneter Internasional, Universitas California, G-7 dan ba dan badan lainnya dan oleh karena itu menyebut Amerika Serikat saat ini sebagai adidaya ekonomi adalah kekeliruan sangat besar. Penampilan Amerika Serikat saat ini yang lebih tepat adalah adidaya rekayasa ekonomi, adidaya pemicu klimaks krisis ekonomi global dan adidaya pemicu peperangan. Yang kedua adalah pusat pembuat kebijakan ekonomi Indonesia rezim Soeharto adalah pemuja, alat dan imitator dari penampilan aneh perekonomian Amerika Serikat. Rekayasa Bursa Wall Street dalam berbagai bentuk diselenggarakan di Indonesia yang adalah salah satu akar keruntuhan rezim Soeharto.
Masa menjelang keruntuhan dan pasca keruntuhan Soeharto sampai hari ini Indonesia dipaksa dan didikte oleh pusat pembuat kebijakan ekonomi Amerika Serikat untuk menyelenggarakan liberalisasi. Liberalisasi itu sendiri meningkat sangat tajam dan dalam skala luas dalam masa administrasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Subsidi yang menjadi hak dan masih sangat diperlukan oleh seluruh Warga Negara Indonesia disebut oleh Aburizal Bakrie sebagai kanker. Berlangsunglah teror besar-besaran kepada bagian terbanyak Warga Negara Indonesia, dengan penghapusan berbagai subsidi. Liberalisasi juga telah menyerbu lembaga pendidikan, kesehatan dan hutan tropis basah hujan di mana hutan dihancurkan dan diganti menjadi perkebunan skala besar dan apa yang disebut hutan tanaman industri. Yang ketiga adalah peran Amerika Serikat sebagai adidaya pemicu klimaks krisis ekonomi tetap diterjemahkan dan disikapi oleh para pemuja Amerika Serikat yang juga menjadi pusat pembuat kebijakan ekonomi dan moneter Indonesia.
Sebagaimana dahulu Mar'ie Muhammad menjamin bahwa Indonesia pasti tidak dilanda krisis keuangan seperti halnya Meksiko oleh karena kondisi perekonomian Indonesia sangat berbeda dengan Meksiko, defisit transaksi berjalan Indonesia masih tergolong aman. Jadi kondisinya hampir sama dengan apa yang selalu ditonjolkan oleh pusat pembuat kebijakan ekonomi dan moneter Indonesia saat ini. Ketika perekonomian Indonesia binaan Soeharto runtuh maka yang dilakukan oleh Mar'ie Muhammad adalah mencucitangan, berbalik seratus delapan puluh derajat dan bergabung dengan para demonstran yang bergerak menuntut mundurnya Soeharto.
Subprime Mortgage
''Subprime mortgage securities'' atau surat utang perumahan yang berisiko tinggi oleh pihak Amerika Serikat telah mengakibatkan proses klimaks krisis di Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang. Surat utang ini adalah bentuk dari rekayasa penggerak perekonomian yang dilakukan oleh pihak Amerika Serikat. Klimaks telah menimbulkan guncangan keuangan. Liberalisasi yang berlangsung di Indonesia di mana pertumbuhan ekonomi banyak diperankan oleh pasar keuangan (uang panas), maka guncangan keuangan akibat krisis surat utang perumahan berakibat timbulnya keraguan di pasar uang dan nilai Rupiah melemah dan ketidakpastian mulai terbangun.
Seharusnya oleh karena bank-bank komersial Indonesia tidak turut mempergunakan ''subprime mortgage securities,'' maka nilai Rupiah tidak harus melemah. Inilah bukti dari globalisasi dalam makna yang benar. Sistem liberal dari satu negara bila terikat atau merujuk ke pusat perekonomian yang penuh rekayasa dan tidak merupakan pembangunan perekonomian yang nyata dalam proses produksi barang, maka negara type ini tetap dilanda ketidakpastian dan kerawanan. Terutama bila bagian terbanyak warganya masih belum memiliki tabungan yang kuat yang akan menopang hidupnya bila krisis mengklimaks, maka marabahaya sudah menjadi hal yang pasti. Fenomena inilah yang terjadi di Indonesia.
Selamatnya Tiongkok
Klimaks krisis tahun 1997 yang memporakporandakan Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Korea Selatan dan terutama Indonesia ternyata tidak melanda Tiongkok, India dan Taiwan. Pada sisi lainnya ternyata kepulihan segera terwujud di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Korea Selatan. Tiongkok dan India ternyata menghindari sistem liberal. Bila Tiongkok menyelenggarakan sistem sosialisme di bi dang politik dan menyelenggarakan sistem pasar terbuka di bi dang ekonomi yang terkontrol, India menyelenggarakan sistem demokrasi model Eropa Barat di bi dang politik akan tetapi dengan sistem sosialis penuh di bi dang ekonomi. Taiwan kendati dalam kelompok liberal, akan tetapi sistem yang diselenggarakannya tidak pernah terpengaruh kepada rekayasa perekonomian model Amerika Serikat tetapi menghasilkan barang dalam skala besar dan dalam mutu yang tinggi. Kepulihan berlangsung cepat di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Korea Selatan adalah berkat langkah koreksi menghindari rekayasa perekonomian pasar keuangan model Amerika Serikat dan tetap menggerakkan pembuatan barang-barang dalam skala besar. Singapura melakukan peran spesifik yang bergerak memperkuat peran perantara.
Indonesia Mundur
Bila Tiongkok dan India tetap melakukan langkah yang benar, tepat dan produktif dan menapak jalan mengambil alih peran Amerika Serikat dan Eropa Barat, Taiwan memperkokoh langkahnya dan bila Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Korea Selatan berbuat melakukan perubahan-perubahan yang signifikan bahwa Indonesia ternyata mempertahankan dan memperkokoh blunder (kekeliruan) besarnya. Pembuat kebijakan ekonomi sejak B.J. Habibie dan terutama masa SBY berlaku meniru-niru kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Pendiktean pusat kebijakan ini malahan berlangsung sangat jauh dan liberalisasi yang berlangsung di Indonesia telah melewati apa yang berlaku di Amerika Serikat. Indonesia gagal menggalakkan penghasilan bahan-bahan makanan dan menjadi pengimpor beras, gula, kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah dan bahan kebutuhan pokok lainnya. Infrastruktur Indonesia semakin hancur, langkanya bahan bakar; krisis listrik, krisis air minum, krisis air sungai dan danau yang sangat luas, penghancuran sistematik hutan tropis dengan perluasan perkebunan kelapa sawit skala besar dan hutan tanaman industri, runtuhnya industri-industri dalam skala luas dan semakin melebarnya jurang sikaya dan si miskin.
Krisis Besar
Blunder besar yang berlangsung pada masa rezim Soeharto yang tidak dikoreksi, di mana pembangunan perekonomian Indonesia yang meniru-niru cara-cara kelompok pembuat kebijakan ekonomi Amerika Serikat jelas merugikan fondasi ekonomi. Hal itu berkaitan dengan kondisi perekonomian umum Indonesia yang telah runtuh dan cenderung mati, maka klimaks krisis yang menjadi kepastian dari model rekayasa Amerika Serikat akan mengakibatkan krisis besar perekonomian bangsa Indonesia. Tanda-tanda malapetaka dimaksud telah terlihat sangat kuat. Krisis besar ini akan lebih dahsyat oleh karena akibat krisis besar 1997 yang masih tetap berlanjut malahan segenap kebijakan penyelenggara negara bergerak memperluas dan memperkokoh krisis. Benarkah pan dangan Presiden SBY bahwa Indonesia tidak akan dilanda krisis ekonomi sebagaimana tahun 1997? Perlu ditegaskan bahwa pandangan ini lahir dari keawaman dan keterbatasan pengetahuannya tentang ilmu ekonomi.
Bagaimana saya harus menalar pernyataan Men-Keu ?
Q. tertera di running text disebuah staiun tv , Men-Keu :"Negara banyak hutang tidak membahayakan bangsa ".
A. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri surat kontrak perjanjian pinjaman utang luar negeri yang dilakukan pemerintah Indonesia. KPK mengindikasi pembuatan kontrak pinjaman itu tidak memiliki payung hukum yang jelas.
"Untuk membuat loan agreement harus ada RPJM-nya (Rencana Pembangunan Jangka Menengah). Sekarang itu tidak ada, tiba-tiba ada hutang. Padahal dalam undang-undang Keuangan Negara, pinjaman yang tidak ada payung hukumnya tidak bisa masuk dalam struktur APBN," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, Haryono Umar di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (19/2/2009).
Haryono menjelaskan, dari total pinjaman hanya sekira 44 persen hutang luar negeri yang dipergunakan. "Kenapa dia mengutang tetapi tidak digunakan?" tandasnya.
Mengutip audit BPK Juni 2008 soal pengelolaan utang luar negeri, Haryono memaparkan temuan mengenai sistem adaminstrasi pengelolaan pinjaman utang yang buruk. "Ada dokumen-dokumen kontrak loan agreement yang tidak ada," ucapnya.
Akibat sistem kelola administrasi utang yang buruk, negera dibebankan biaya tambahan sekira Rp2.02 triliun. "Meski belum menerima pinjaman, kita (pemerintah) harus membayarkan comitment fee dan biaya-biaya tambahan lain," jelasnya.
BPK sendiri telah mengaudit 66 loan agreement senilai Rp45,29 triliun dari 2.214 loan agreement, yang berstatus fully disbursed dengan nilai Rp917.06 triliun.
Untuk itu, KPK berencana meminta klarifikasi kepada pihak yang terkait yakni Departemen Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Bank Indonesia. "Kenapa hutang tersebut bisa muncul dan sebagian tidak digunakan. Kita mencari informasi karena ini menyangkut keuangan negara,"
jumlah kabinet mentri sby?
Q. jumlah total kabinet mentri sby ada 37 yg saya rasa terlalu banyak karena jumlah kabinet mentri obama saja (yg katanya presiden amerika yg juga satu2nya negara adi daya) cuma 22 (15 mentri dan 7 setingkat mentri)
sby terlalu banyak menunjuk mentri yg semua akan digaji dari utang luar negri termasuk dia sendiri jadi sangat tidak efisien dan sangat menghambur2kan uang negara. ini semua dia lakukan hanya demi utk menyenangkan partai2 yg udah mendukung dia tapi tdk memperdulikan konsekuensinya(penghamburan uang negara).
saya rasa mentri2 seperti mentri sosial, ukm, pemberdayaan perempuan, daerah tertinggal, dsb dibubarin aja karena ga ada hasilnya!
orang kulon punya istilah utk hal seperti ini, yaitu: white elephant, yang artinya mahal tapi tidak berguna sama sekali.
A. Sesuai dengan UU adalah maksimal 34 orang jajaran menteri & Sby sudah jelas menggunakan batasan tersebut. Kalau dicermati pemerintahan 2004-2009 "sangat agresif" menerbitkan SUN (surat utang negara) dengan bunga "komersil" 10-12%/tahun & total utang bertambah +/- 500 Trilyun/5 tahun. Pasti pemerintahan 2009-2014 akan juga agresif dalam menerbitkan "SUN", sangat disayangkan tidak banyak yang peduli dengan "besarnya" utang & semakin berat beban generasi-generasi penerus serta dapat menjadi bom waktu !
Powered by Yahoo! Answers